Karya Tulis Ilmiah
Hubungan Lama dan Frekuensi Merokok Terhadap Kadar Protein Urine Laki-Laki di Desa Karang Anyar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah
Indonesia menjadi negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India. Angka konsumsi rokok Indonesia pada tahun 2020 yaitu mencapai 33,21% dan meningkat pada tahun 2021 mencapai 65,07%. Rokok mengandung berbagai senyawa seperti nikotin, tar, gas karbonmonoksida, timah hitam dan kadmium yang dapat berbahaya bagi kesehatan bila di konsumsi dalam jangka waktu yang lama dan dengan frekuensi yang sering. Kandungan kadmium pada rokok menyebabkan terjadinya kerusakan pada organ ginjal sehingga protein terdapat didalam urine. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama merokok dan frekuensi merokok terhadap kadar protein urine di Desa Karang Anyar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain survei analitik dengan pendekatan cross sectional untuk observasi atau pengumpulan datanya. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan populasi 65 perokok yang masuk pada kriteria inklusi berjumlah 45 orang perokok. Metode pemeriksaan protein urine menggunakan metode Asam Asetat 6%. Hasil dari penelitian ini diperoleh rata-rata responden dengan kategori kadar protein urine negatif atau normal dengan lama merokok 10 tahun dengan frekuensi merokok 8 batang perhari, sedangkan responden dengan kategori kadar protein urine positif dengan lama merokok 20 tahun dengan frekuensi merokok >10 batang perhari. Data akan dianalisis dengan softwere SPSS versi 21, hasil uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk, dari 45 sampel didapatkan nilai signifikansi lama merokok yaitu sebesar 0.06 (>0.05) dan frekuensi merokok yaitu sebesar 0.32 (>0.05) yang berarti H0 diterima dan dapat diartikan data terdistribusi normal. Uji statistik dilanjutkan dengan uji korelasi pearson dan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000 (
Tidak tersedia versi lain